Di negeri #Jancukers seluruh guru TK dicintai oleh bapaknya para murid. Guru-guru hepi. Bapak-bapak hepi. Anak-anak hepi. Banyak yang protes. Katanya, memang bapak-bapak hepi tapi ibu-ibu cemberut semua. Heuheuheuheu...
Sebetulnya tak harus seseram itu. Iya kalau guru-guru TK itu perempuan. Kalau laki-laki?
Kebanyakan kita ingin salah kaprah. Misalnya menyebut air putih padahal yang kita maksud air bening. Ini juga sama salah kaprahnya: begitu kita sebut guru TK, yang terbayang langsung perempuan dengan gaya Bu Kasur dan hafal lagu-lagu Bu Fat. Dekat ke anak-anak maka perempuan?
Ah, masa. Padahal, seingat saya, A.T. Mahmud yang banyak mengompos lagu anak-anak itu bukan perempuan. Kak Seto yang selalu hidup di tengah anak-anak juga perempuan. Almarhum pelukis Tino Sidin andai kumisnya dicukur dan dibusanai kebaya bagaimana pun akan tetap tidak bisa mengelak bahwa dia seorang lelaki.
Heran saya. Sudah lama perempuan terlibat menjadi pengisi bahan bakar di banyak SPBU. Kaum mereka juga sudah lama ada yang menajdi supir taksi, bus Tranjakarta (Busway), tukang ojek dan lain-lain. Kenapa hal sebaliknya susah menjadi imajinasi kolektif: Laki-laki menjadi guru TK?
Hanya satu-dua pria melongo ketika kepergok sopir taksi perempuan. Misalnya di saat yang sudah, Februari 2012, teman saya Glenn Fredly terperangah ketika naik taksi, sudah lama di dalam, ternyata baru tahu bahwa sopirnya perempuan. Penyanyi ini sampai minta potret bareng dengan perempuan perkasa sakit kaget sekaligus kagumnya.
Tapi Glenn kan cuma kekhususan. Secara umum sudah banyak yang tahu kiprah perempuan era sekarang. Sebagian mereka ada juga yang menjadi tukang parkir. Rambut panjangnya dilipat ke dalam topi. Jadi, sekali lagi, kenapa hal sebaliknya susah menjadi imajinasi kolektif: laki-laki menjadi guru TK?
Identik dengan itu lihatlah Pak Taufiq Kiemes tak pernah mendapat julukan resmi "Bapak Negara" sewaktu istrinya, Mbak Mega, menjadi kepala negara. Sementara jika kepala negara itu laki-laki, istrinya resmi disebut "Ibu Negara".
Karena hal itu tak biasa ?
Tapi hal yang tak lumrah belum tentu salah sebagaimana hal yang telah menjadi kebiasaan belum tentu betul. Berapa banyak orang yang baru tahu bahwa cara gosok giginya keliru setelah diberi tahu dokter. Padahal sudah puluhan tahun mereka rajin dan biasa menggosok gigi.
Berapa banyak orang yang biasa menjilat bibirnya di saat bibirnya kering, padahal cara tersebut justru makin memperkering bibir. Maka, meski telah bertahun-tahun ada keniscayaan bahwa guru TK pasti perempuan, tak berarti suami ada problem serius jika para suami mencintai guru TK. Bisa saja guru TK itu seorang laki-laki to?
Atau justru karena laki-laki sehingga di situlah letak masalahnya? Heuheuheuheu....
Iyasih. Percintaan sejenis biasanya jauh lebih all out, jauh lebih total. Saya selalu merinding sekaligus iri mendengar syair lagu kelompok Naif yang diperagakan oleh seorang waria:
"BILA KU MATI... KAU JUGA MATI..."
Sumber :
Tejo, Sudjiwo. Republi #Jancukers.2012. Penerbit Kompas. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar