Masyarakat Indonesia pada tahun 2014 ini akan
menyelenggarakan pemilu. Setiap 5 tahun sekali sejak tahun 2004 rakyat
Indonesia melaksanakan pesta demokrasi untuk memilih anggota legislatif dan eksekutif.
Reformasi yang terjadi pada tahun 1999 merupakan titik balik bangkitnya masa
demokrasi yang selama 32 tahun terkungkung oleh kejamnya rezim Orde Baru.
Demokrasi telah mendatangkan angin segar bagi mereka yang ingin menjadi wakil
dan pemimpin rakyat Indonesia. Mereka yang nantinya akan memberikan
kesejahteraan kepada seluruh lapisan masyarakat terutama mereka yang telah
hidup dalam lingkaran kelam kemiskinan.
Dalam setiap penyelenggaraan kampanye menjelang pemilu di
negeri ini, hampir semua partai politik menempatkan si miskin sebagai sasaran
utama dalam mendulang suara. Mereka selalu menjadi bualan dari politikus yang
dengan ahli memberikan janji-janji manis yang kadang berujung pahit ketika
mereka telah berkuasa. Setiap melakukan kampanye, mereka selalu berteriak
dengan lantang akan berada di pihak si miskin.
Para politikus sangat sadar akan berpotensinya suara yang
melimpah dari kelompok si miskin. Selain
dari jumlah mereka yang banyak, kelompok si miskin merupakan target yang paling
mudah untuk diekspolitasi dalam setiap musim kampanye. Pendidikan tentang
politik yang sangat rendah bahkan hampir tidak ada membuat mereka menjadi
sasaran empuk para politikus.
Hampir semua parpol akan mengenakan topeng malaikat di
depan kelompok si miskin. Mereka akan dengan sukarela memberikan bantuan dan
menggelar hiburan gratis di lapangan terbuka. Juru kampanye parpol akan
meneriakkan bahwa pemilu adalah pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia. Jika di
daerah tersebut terjadi bencana alam parpol akan berbondong-bondong memberikan
sumbangan dan ikut berempati. Semua yang mereka kerjakan pada saat menjelang
pemilu hanyalah pencitraan semata agar mendulang suara dan memenangkan pemilu.
Berkampanye merupakan usaha yang kongkret bagi para
politikus untuk memenangkan hati rakyat. Di dalam orasi kampanye setiap anggota
parpol akan selalu pro terhadap kemiskinan bahkan dengan lantang akan mengutuk
mereka yang telah menindas si miskin. Politikus kembali akan memperlihatkan
wajah malaikat mereka yang sebenarnya di dalam jiwa mereka sepenuhnya iblis.
Mereka akan berjanji untuk memperjuangkan rakyat miskin dan kaum minoritas
lainnya. Namun, setelah mereka berkuasa tidak akan ada yang terealisasi karena
sebenarnya mereka hanya PEMBUAL BESAR.
0 komentar:
Posting Komentar