Antonio Gramsci
dilahirkan di Alles, Sardinia, 22 January
1891. Lahir dalam sebuah kehidupan yang miskin di Pulau kecil Italia, dan mulai
mendapatkan kesempatan untuk sekolah dalam Universitas pada tahun 1911 setelah
dia lulus dalam seleksi Beasiswa di Universitas Turin-Italia. Ketertarikannya
terhadap politik mulai dalam bangku kuliah sehingga pada tahun 1913 dia sudah
terlibat dalam aktivitas Partai Sosialis Italia (PSI). Sejak saat itu dia mulai
serius dalam media massa
dan kritik terhadap ideoelogi, sampai masa-masa sulit dalam penjara menjelang
kematiannya dia tetap menyelesaikan ‘Prison
Notebooks’. Antonio Gramsci (1891-1937) adalah seorang intelektual Partai
Komunis Italia yang dipenjara pada masa rezim fasis Mussolini.
Meski
tidak sempat bertemu dengan Lenin yang menganggap bahwa kesadaran proletar (kaum
buruh) untuk melakukan pemberontakan terhadap sistem kapitalisme haruslah
dilakukan oleh partai komunis yang berisikan buruh dan intelektual yang
berkesadaran, teori hegemoni Gramsci melengkapi penjelasan bahwa pemberontakan
buruh tidak akan terjadi selama masih ada hegemoni yang bekerja di bawah sistem
kapitalisme. Inilah yang menyebabkan tidak terjadi
pemberontakan buruh di Italia tetapi justru kalah oleh kaum fasis yang diktator
saat itu.
Hegemoni berasal dari
bahasa Yunani kuno yaitu ‘eugemonia'. Sebagaimana yang dikemukakan encylclopedia
Britanica dalam prakteknya di Yunani, istilah ini diterapkan untuk
menunjukkan dominasi posisi yang diklaim oleh negara-negara kota (polism
atau citystates) secara individual, misalnya seperti yang dilakukan
oleh negara Athena dan Sparta terhadap negara-negara lain yang sejajar.
Sedangkan, Hegemoni,
menurut Gramsci adalah:
"Sebuah pandangan
hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep tentang
kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun
perorangan (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral,
prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial,
khususnya dalam makna intelektual dan moral”
Hegemoni bekerja dengan dua
tahap yaitu tahap dominasi dan tahap direction atau pengarahan. Dominasi yang
paling sering dilakukan adalah oleh alat-alat kekuasaan negara seperti sekolah, modal, media dan lembaga-lembaga
negara. Ideologi yang disusupkan lewat alat-alat tadi bagi Gramsci
merupakan kesadaran yang bertujuan agar ide-ide
yang diinginkan negara (dalam hal ini sistem kapitalisme) menjadi norma yang
disepakati oleh masyarakat. Dominasi merupakan awal hegemoni, jika sudah
melalui tahapan dominasi maka tahap
berikutnya tinggal mengarahkan sebuah bentuk ketundukan kelas
tersubordinasi kepada kepemimpinan kelas yang mendominasi. Siapa yang mencoba melawan hegemoni dianggap orang yang tidak taat
terhadap moral serta dianggap tindak kebodohan di masyarakat bahkan adakalanya
diredam dengan kekerasan. Hal inilah, menurut Gramsci, yang harus dipahami
oleh kaum buruh untuk mengerti mengapa di Eropa tidak terjadi pemberontakan
buruh seperti diramalkan Karl Marx dalam Manifesto Komunisnya.
Gramsci dalam bahasan teorinya memberi solusi untuk melawan hegemoni (Counter hegemony) dengan menitikberatkan pada sektor pendidikan. Kaum Intelektual
menurut Gramsci memegang peranan penting di masyarakat.Dalam catatan hariannya Gramsci menulis bahwa setiap
orang sebenarnya adalah seorang intelektual namun tidak semua orang menjalankan
fungsi intelektualnya di masyarakat.
Dari sini dia membedakan dua tipe intelektual yang ada dalam masyarakat. Pertama yaitu Intelektual Tradisional dimana
intelektual ini terlihat independen, otonom, serta menjauhkan diri dari
kehidupan masyarakat. Mereka hanya mengamati serta mempelajari kehidupan
masyarakat dari kejauhan dan seringkali bersifat konservatif (anti terhadap
perubahan). Contoh dari Intelektual Tradisional ini adalah para penulis
sejarah, filsuf dan para profesor.
Sedangkan yang kedua adalah Intelektual
Organik, mereka adalah yang sebenarnya menanamkan ide, menjadi bagian dari
penyebaran ide-ide yang ada di masyarakat dari kelas yang berkuasa, serta turut
aktif dalam pembentukan masyarakat yang diinginkan. Ketika akan melakukan perlawana
terhadap Hegemoni kaum Intelektual
organik haruslah berangkat dari kenyataan yang ada di masyarakat, mereka
haruslah orang yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan
masyarakat, menanamkan kesadaran baru yang menyingkap kebobrokan sistem lama
dan dapat mengorganisir masyarakat, dengan begitu ide tentang pemberontakan
serta merta dapat diterima oleh masyarakat hingga tercapainya revolusi.
Meski berasal dari Partai Komunis Italia tidak lantas Gramsci berpendapat
bahwa Intelektual Organik harus berasal dari kalangan buruh, namun harus lebih
luas dari itu. Perlawanan terhadap Hegemoni bisa dilakukan oleh siapa saja intelektual dari berbagai kelompok
yang tertindas oleh sistem kapitalisme. Setiap pihak yang berkontribusi dalam
perjuangan melawan hegemoni harus saling menghormati otonomi kelompok yang lain
dan mereka harus bekerja sama agar menjadi kekuatan kolektif yang tidak
mudah dipatahkan ketika melakukan counter hegemoni.
Relevansinya dengan keadaan
sekarang,
Di dunia pendidikan,
Seperti halnya, mereka yang
bekerja di dunia pendidikan selalu mengajarkan tentang norma dan moral yang
baik dan terima oleh masyarakat secara umum. Namun, karena ajaran atau doktrin
mereka yang dianggap adalah kebenaran sejati, seorang anak dan orangtuanya harus
menanggung beban di hidupnya karena ingin mencari ilmu.
Contohnya, seorang anak
harus memiliki baju seragam karena itu merupakan norma yang sopan di dalam
dunia pendidikan. Bagaimana dengan mereka yang memiliki orangtua terjerembab
dalam liang kemiskinan, makan pun kadang sekali sehari mungkin uang untuk
membeli kafan jika mati saja mereka tidak punyai. Haruskah, mereka menjual
tubuhnya agar anak mereka bisa dianggap mematuhi norma di dunia pendidikan???
Pembukaan UUD 1945 “Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”
Negara memiliki tugas untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa agar dapat mensejahterakan rakyat dan yang
terpenting pemerintah harus melindungi segenap bangsa Indonesia termasuk si
Miskin dan si Kaya. Bukan, menambah beban si miskin jika mereka ingin ikut
cerdas sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.
Mereka yang tampil urakan bukan
berarti kurang ajar, urakan itu terpaksa melanggar aturan lama semata-mata
karena aturan tersebut sudah tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Sumber :
http://www.m.cuplik.com/read/opini/2013/01/01/362/bagaimana-masyarakat-ditundukkan-perspektif-antonio-gramsci.html
http://kecoamonolog.blogspot.com/2011/11/antonio-gramsci-teori-hegemoni.html
Tedjo, sudjiwo. 2012. Republik #Jancuker. Penerbit Kompas. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar