Bigger Thomas, seorang pemuda berumur 20 tahun yang hidup
dalam keluarga yang miskin berkulit hitam dan tidak berpendidikan di Chicago
pada tahun 1930-an. Pada suatu pagi dia bangun di apartemen sempit bersama
keluarganya di kota South Side. Dia melihat tikus yang besar berlari cepat di
seberang ruangan, kemudian ia membuat tikus tersebut tersudut lalu dibunuhnya dengan wajan. Bigger
dibesarkan di bawah kondisi prasangka rasial yang keras di tahun 1930-an di
Amerika, Bigger dibebani dengan keyakinan yang kuat bahwa ia tidak memiliki
kontrol atas hidupnya dan bahwa ia tidak bisa bercita-cita apa pun selain pekerja kasar sebagai buruh yang berupah
rendah.
Ibunya menyuruh dia menerima pekerjaan yang ditawarkan
oleh Mr. Dalton agar ia bisa mendapatkan uang sehingga keluarga mereka bisa
pindah ke apartemen yang lebih baik. Jika ia tidak bekerja keluarganya akan
kelaparan. Namun, Bigger tidak peduli dengan tawaran tersebut karena ia telah
memiliki rencana untuk merampok tokoh makanan milik Mr. Blum bersama
teman-temannya. Walaupun Gangnya mengetahui bahwa jika mereka merampok orang
kulit hitam polisi tidak akan peduli namun jika orang yang mereka rampok orang
kulit putuh mereka akan memasuki wilayah baru yaitu aturan kulit putih.
Bigger bersama teman-temannya bertemu di Doc’s pool untuk membuat rencana
merampok Mr. Blum. Setelah terjadi ketegangan antara Bigger bersama salah
seorang temannya yang ragu untuk merampok, mereka akhirnya setuju untuk bertemu
lagi pada pukul 03.00 untuk pergi merampok.
Sebelum merampok Bigger menghabiskan uang yang
dimilikinya dengan menonton bioskop untuk menghilangkan ketakutannya merampok.
Dia bercerita bahwa dia lebih baik masuk ke penjara daripada pergi untuk
wawancara pekerjaan. Sebelum film diputar ia melihat berita tentang seorang
wanita muda yang bernama Mary Dalton, reportenya mengomentari bahwa Mary
terkejut karena keluarganya ingin dia mengakhiri hubungannya bersama
kekasihnya. Bigger menyadari bahwa wanita tersebut adalah putri dari calon
majikannya, Mr. Dalton.
Setelah menonton Bigger bersama temannya bertemu lagi
untuk segera menjalankan rencana mereka namun salah seorang temannya belum
datang. Bigger sebenarnya telah merasa ketakutan dan ia bahagia jika temannya
tidak datang. Namun, tak berapa lama temannya tersebut datang, Bigger menyalahkan
temannya tersebut dan mengatakan bahwa tidak ada lagi waktu untuk merampok
sambil memukulnya. Anggota yang lain curiga dengan kelakuan Bigger dan balik
menyalahkan bahwa Bigger lah yang ingin menggagalkan rencana mereka sehingga ia
diancam dengan senjata. Bigger pun meninggalkan temannya dan pulang ke
rumahnya.
Bigger kemudian menuju rumah Mr. Dalton untuk di
wawancarai, setibanya di sana ia melihat kemegahan rumah yang dimiliki Mr.
Dalton. Ia merasa bahwa kehidupan mereka sungguh berbeda. Mr. Dalton adalah
pemilik apartemen yang ditinggali oleh Bigger bersama keluarganya. Sebelum
masuk ke ruang kerja Mr. Dalton ia melihat Mrs Dalton yang berjalan dengan
menyentuh dinding, Bigger berpikir bahwa Mrs. Dalton telah buta. Pada saat
wawancara tiba-tiba datang Mary Dalton dan mereka saling diperkenalkan.
Akhirnya, dia pun diterima menjadi supir dikeluarga Mr. Dalton. Tugas pertama
yang dia peroleh adalah mengantarkan Mary ke Universitas malam itu juga.
Bigger lalu bertemu dengan pembantu keluarga tersebut
yang bernama Peggy. Menurut penuturan Peggy, keluarga Dalton sangat senang dan
peduli dengan orang berkulit hitam, supir Mr. Dalton sebelumnya juga adalah seorang
pemuda kulit hitam. Mrs. Dalton menyuruh supir terdahulu untuk bersekolah
setelah tamat ia berhenti dan bekerja di kantor pemerintahan. Setelah makan
malam Bigger diperintahkan untuk menyalakan tungku setelah itu Peggy
menunjukkan kamarnya yang dia rasa sangat besar.
Sebelum mengantar Mary Dalton ke Universitas dia ke dapur
dan menemui Mrs. Dalton sehingga Bigger mendapatkan pertanyaan tentang
latarbelakang pendidikannya. Bigger merasa memiliki rencana lain daripada ke sekolah.
Malam itu juga Bigger mengantarkan Mary yang ternyata tidak
ingin ke Universitas melainkan ingin diantarkan untuk bertemu kekasihnya Jan
Erlone. Bigger pun diperkenalkan kepada Jan Erlone yang seorang anggota
kelompok komunis yang berjuang melawan ketidakadilan. Mereka pergi ke restoran
untuk makan lalu minum-minum bersama.
Diperjalanan pulang Mary memberitahukan bahwa dia akan ke
Detroit besok pagi sehingga Bigger diperintahkan untuk membawakan koper Mary ke
stasiun. Mereka akhirnya sampai di rumah Mr.Dalton. Bigger yang melihat Mary
telah mabuk, ia antarkan ke kamar. Tiba-tiba muncul perasaan terangsang melihat
tubuh Mary, Bigger lalu menciumi Mary. Namun, tiba-tiba Mrs. Dalton masuk ke
kamar anaknya karena panik Bigger menutup wajah Mary dengan bantal yang membut perempuan
tersebut mati. Bigger yang mulai panik mulai menyusun rencana. Dia memutuskan
untuk membakar tubuh Mary di tungku ruang bawah tanah. Lalu besoknya ia akan
bertindak tidak terjadi apa-apa dan menuduh bahwa Jan yang membawa Mary lari karena
Mr.Dalton melihat Jan sebagai komunis yang berbahaya.
Keesokan harinya Bigger bangun lebih pagi daripada
keluarganya. Ia mulai membuat alibi kepada ibunya bahwa ia pulang jam 2 malam
bukan seperti sangkaan ibunya yang menduga Bigger belum pulang hingga pukul 4
malam. Bigger merasa ia telah menciptakan kehidupan yang baru setelah membunuh
Mary. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sengaja membunuh Mary dan berharap
bahwa semua orang di sekelilingnya tidak mengetahui perbuatannya.
Bigger berpikir tentang Mary dan mulai percaya bahwa
pembunuhannya dibenarkan karena rasa malu, takut dan orang kulit putihlah yang
melakukannya. Dia berharap orang kulit hitam lain memiliki rasa solidaritas
untuk berperang melawan orang kulit putih. Ia berangan-angan ada orang kulit
hitam seperti Hitler yang datang mencambuk orang kulit hitam lain agar mereka
tidak takut dan malu lagi.
Setiba di rumah Mr. Dalton ia menemukan Peggy mengintip
ke dalam tungku. Bigger berpikir untuk membunuh Peggy namun ia melihat tidak
ada hal yang mencurigakan. Bigger memperlihatkan pamflet komunis yang diberikan
Jan kepadanya. Peggy melihat mobil ditinggalkan di luar sepanjang malam, Bigger
mengatakan bahwa Mary yang menyuruhnya. Peggy ragu-ragu tetapi Bigger
mengatakan bahwa ada laki-laki yang datang ke rumah Dalton malam sebelumnya.
Bigger berpura-pura ketika Mary tidak turun dari kamarnya, Peggy menunjukkan
bahwa mungkin Mary telah pergi ke stasiun.
Bigger kemudian menguping percakapan antara Mrs. Dalton
dan Peggy, ia bersemangat menonton drama ini terungkap. Jan lalu menelpon untuk
berbicara dengan Mary. Peggy percaya bahwa Mary yang meminta Jan untuk menelpon
agar bisa menutupi sesuatu. Peggy curiga melihat tidak semua pakaian Mary di
kemasi. Bigger mulai gugup dan Mrs. Dalton bertanya lagi kepadanya dan
mengulangi ceritanya. Mrs. Dalton memberikan ia waktu sehari untuk libur.
Bigger menuju ke rumah kekasihnya Bessie dan memperlihatkan
uang yang ia dapatkan. Bigger merasa ia gagal memperoleh uang banyak selama
pembunuhan. Ia kemudian menyusun rencana untuk meminta uang tebusan terhadap
Mary. Bigger memberitahu Bessie bahwa ia dapatkan uang itu dari anak majikannya
yang melarikan diri dengan seorang komunis. Bigger berniat untuk membuat
catatan tebusan untuk mengumpulkan lebih banyak uang. Dia meyakinkan bahwa Mary
telah hilang selama-lamanya ketika Bessie mulai curiga ia mengancam akan
memukul Bessie. Dia menyuruh Bessie untuk mengambil uang tebusan sedangkan dia
akan ke rumah Mr.Dalton untuk mengetahui rencana Mr. Dalton. Bessi setuju walaupun
ia ragu-ragu.
Bigger kemudian kembali ke rumah Mr. Dalton, sesampainya
ia melihat ke tungku dan menambahkan lagi batubara ke dalamnya. Ia kemudian
bertemu dengan Mr. Dalton lalu di suruh untuk ke stasiun mengambil koper Mary.
Mr. Dalton juga menemukan bahwa Mary belum tiba di Detroit. Ia pun kembali
ditanyai oleh Mr. Dan Mrs. Dalton, ia pun mengulangi ceritanya.
Ketika tiba di stasiun Bigger bertemu dengan Britten,
seorang detektif swasta yang disewa keluarga Mr. Dalton. Bigger merasa gembira
karena untuk pertama kalinya dia yang memegang kendali terhadap orang-orang
kulit putih. Bigger menceritakan bahwa ia hanya mengikuti instruksi Mary.
Ketika ditanyakan tentang Jan, ia mulai memainkan peran anak kulit hitam yang
bingung.
Britten menuduh Bigger seorang komunis dan akan dituduh
sebagai mitra Jan. Namun, Mr. Dalton mengatakan bahwa ia tidak bisa menahan
Bigger karena dia berkulit hitam. Ia mengatakan bahwa Bigger adalah anak yang
baik.
Dalton dan Britten membawa Jan ke rumahnya untuk ditanyai
dan menyangkal bahwa ia melihat Mary malam sebelumnya. Mr. Dalton menawarkan
uang kepada Jan untuk mengungkapkan keberadaan Mary namun Jan keluar dari rumah
tersebut.
Bigger kemudian memberitahu perkembangan terbaru dan ia
menyuruh Bessie untuk meminta uang tebusan sebesar $10.000 lalu ia menyuruh
untuk menandatanganinya dengan gambar palu dan arit. Bessie tidak ingin
membantu Bigger dan menuduh Bigger sebagai pembunuh Mary. Bigger pun
mengakuinya dan mengatakan bahwa itu tidak apa-apa karena orang kulit putih
membunuh lebih banyak orang kulit hitam. Bessie yang ketakutan tidak ingin
terlibat namun Bigger mengancamnya.
Bigger kembali ke rumah Mr.Dalton dan menyelipkan catatan
tebusan itu di bawah pintu. Mr. Dalton menemukannya dan memanggil Britten.
Bigger masih memperlihatkan perilaku pemalu dan bodohnya.
Jan pun ditangkap sehubungan hilangnya Mary, Mr. Dalton
memperlihatkan permintaan tebusan yang ditandangani dengan lambang partai
komunis. Jan memiliki saksi yang bertentangan dengan cerita Bigger. Para
wartawan senang mendengar bahwa Bigger tidak ingin makan bersama Jan dan Mary.
Mereka ingin mencetak artikel bahwa Bigger “seorang primitif negro” tidak ingin
terganggu dengan peradaban orang kulit putih.
Wartawan berkumpul di ruang bawah tanah untuk membahas
cerita, Peggy meminta Bigger untuk membersihkan abu dari tungku. Bigger tidak
ingin mengangkat abu sebelum wartawan meninggalkan ruangan. Namun, abu yang
telah memenuhi ruangan menyebabkan asap tebal menyelimuti ruang bawah tanah.
Setelah asapnya hilang, wartawan melihat beberapa potong tulang dan
anting-anting di lantai. Bigger menyadari kesalahannya dan kabur melalui
jendela.
Bigger menuju rumah Bessie agar tidak menuju ke tempat
uang tebusan. Bessie mengatakan bahwa pemerintah akan mencurigai dia sebagai
pemerkosa lalu membunuh Mary untuk menghilangkan jejak. Bigger kemudian
berpikir bahwa Bessie hanya akan menghambat pelariannya sehingga ia membunuh Bessie
dengan memukulkan batu bata di tengkorak Bessie. Setelah pagi Bigger
meninggalkan rumah Bessie, ia seperti mendapatkan kekuatan baru lagi. Ia
membaca surat kabar yang mengatakan bahwa mungkin Mary diserang secara seksual
sebelum di bunuh dan polisi memerintahkan untuk menggeledah setiap bangunan di
sisi selatan.
Bigger kemudian bersembunyi di bangunan yang hampir roboh
dan ia disana ia teringat bagaimana dulu ia bersama keluarganya pernah diusir
dari apartemen hanya dua hari sebelum runtuh. Keesokan harinya polisi menangkap
Bigger dan membawanya turun dari kerumunan orang kulit putih yang marah dan
menuntut untuk membunuh “kera yang hitam”.
Jan mengunjungi Bigger di penjara. Dia mengatakan bahwa
dia mengerti bagaimana ia takut, marah, dan malu Bigger melalui pelanggaran yang
tabu sosial sehingga membuat hubungan ras tegang. Jan memperkenalkan temannya,
Boris A. Max, untuk membela Bigger secara gratis. Jan dan Max berbicara dengan
Bigger sebagai manusia, dan Bigger mulai melihat orang kulit putih sebagai
individu dan dirinya sebagai sama seperti mereka. Max mencoba untuk
menyelamatkan Bigger dari hukuman mati, dengan alasan bahwa sementara kliennya
bertanggung jawab atas kejahatannya, sangat penting untuk mengakui bahwa ia
adalah produk dari lingkungannya.
Max memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak orang
seperti Bigger jika Amerika tidak mengakhiri lingkaran setan kebencian dan
dendam. Meskipun argumen Max benar, namun Bigger tetap dijatuhi hukuman oleh
mati.