Aku telah menginjak tanah
Kalimantan sewaktu masih duduk di kelas 5 sekolah dasar, perjalananku ketika
itu untuk mengisi liburan sekolah dan berkunjung ke rumah kakak tertua ibuku.
Masih lekang diingatan saat itu aku sangat bahagia karena untuk pertama kalinya
aku meninggalkan pulau Sulawesi yang tidak pernah kutinggalkan sejak lahir.
Pulau Kalimantan, Jawa, Sumatera, Maluku, dan Papua hanya dapat aku lihat
ketika membuka peta sewaktu masih duduk di kelas dan itupun karena diberikan
tugas untuk menggambar pulau-pulau tersebut. Aku senang melihat betapa luas dan
beragamnya bentuk pulau-pulau di Indonesia, saat itu kadang terlintas di
pikiranku tentang bagaimana cara menyatukan berbagai orang-orang yang hidup di
pulau-pulau berbeda menjadi suatu bangsa yang merdeka.
Saat itu yang ada dalam pelajaran
sejarah hanyalah perang yang selalu berakhir dengan kehancuran bagi salah satu
pihak yang ikut berperang kemudian pihak yang menang akan tumbuh berkembang
menjadi suatu bangsa yang kuat, makmur, tentram, maju lalu pemimpinnya akan
memerintahkan balatentaranya untuk menyerang bangsa lain, hingga suatu saat bangsanya
diserang dan dihancurkan oleh bangsa lain atau terjadi perebutan kekuasaan oleh
para pemimpinnya yang kemudian hanya meninggalkan catatan-catatan sejarah
tentang kemegahan bangsanya ketika berjaya dahulu.
Yaaaa, itulah kenapa saat ini
terlalu banyak ensiklopedia di toko buku mengenai bangsa-bangsa yang pernah berjaya
karena menaklukkan bangsa lain lalu hancur karena pemberontakan dari dalam bangsanya
sendiri atau serangan dari bangsa yang lebih maju. Semua hal mengenai masa lalu
hanyalah berkutat kepada politik untuk mencapai kejayaan dan kekuasaan walaupun
untuk mengukir catatan-catatan sejarah yang megah dalam toko-toko buku
ditumpahkan puluhan, ratusan, ribuaan, bahkan jutaan nyawa.
Sejak ribuan bahkan ratusan tahun
lalu sejarah peradaban manusia adalah sejarah mengenai peperangan dan pembantaian
yang membuat mereka yang berperang sama-sama dalam penderitaan tetapi walaupun
manusia tahu akan hal itu peperangan tetap saja terjadi dan semakin merusak alam
serta menghilangkan rasa kemanusian dalam jiwanya. Sejarah peperangan yang selalu
tersorot adalah memperebutkan kekuasaan namun sebenarnya dalam buku sejarah
selalu dituliskan pada masa kejayaan bangsa A, masyarakyatnya hidup dengan sejahtera
makmur dan tentram, yaaa…. Kehidupan sejahtera, makmur, dan tentramnya karena
menghisap darah dari bangsa lain yang mereka taklukkan dengan
peperangan/pembantaian
Aku tidak ingin bangsa Indonesia yang
ku kenal dari sejarah kelak berjaya karena menghisap darah dari bangsa lain namun yang terpenting adalah
harusnya bangsa kita (Indonesia) sadar bahwa saat ini penderitaan/konflik yang
terjadi mungkin karena darah kita sedang dihisap oleh bangsa lain untuk
mensejahterahkan, memakmurkan, dan menentramkan kehidupan masyarakat bangsa
lain.
0 komentar:
Posting Komentar