Novel Padang Bulan, Karya Andrea Hirata


Pementasan teater di Taman Ismail Marzuki
Judul               : Padang Bulan
Penulis            : Andrea Hirata
Penerbit          : Penerbit Bentang
Cetakan           : Kesebelas, Februari 2017
Kota                : Sleman, Yogyakarta

Sinopsis :

Novel Padang Bulan merupakan novel pertama dari dwilogi Padang Bulan itu sendiri. Dalam novel ini terdapat dua kisah yang berlainan oleh dua tokoh utama yang berbeda, latar, dan alur kisah yang berbeda pula namun kedua tokoh itu akan bermuara dalam satu alur cerita ketika mereka dipertemukan oleh nasib.

Kisah dalam novel ini dibuka dengan latarbelakang kehidupan tokoh utama yaitu Enong, seorang anak perempuan yang hidup dalam keluarga yang sederhana, ayahnya seorang penambang timah tradisional dan ibunya, perempuan yang mengabdikan hidupnya untuk mengurusi keperluan rumah tangga dan anak-anaknya. Namun, Zamzami sangat menyayangi anak dan istrinya itu harus mati tertimbun tanah tambang.

Enong seorang anak perempuan yang tumbuh dengan ceria dan cerdas, ia selalu menjadi juara kelas. Dia sangat menyukai pelajaran bahasa Inggris, ia juga bercita-cita ingin menjadi guru bahasa Inggris. Zamzami sangat bahagia dan bangga anaknya memiliki cita-cita menjadi guru bahasa Inggris. Ia kemudian membanting tulang bak kuda untuk membelikan anaknya sebuah kamus bahasa Inggris satu miliyar , dengan kerja keras menambang, menjual air nira, dan menjual kerang, akhirnya Zamzami dapat membelikan Enong kamus bahasa Inggris satu miliyar. Enong pun sangat bahagia karena mendapat hadiah tersebut, ia bahkan tak mampu menahan tangis ketika membaca sebuah tulisan dalam buku “Buku ini untuk anakku, Enong. Kamus satu miliar kata. Cukuplah untuk sampai bisa menjadi guru bahasa Inggris seperti Ibu Nizam. Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses. Tertanda, Ayahmu.”

Kebahagian yang meliputi Enong tiba-tiba berganti menjadi kisah-kisah pilu yang harus dilewati oleh seorang anak perempuan yang mengubur cita-citanya karena menjadi tumpuan kehidupan bagi ibu dan adik-adiknya. Ia harus rela keluar dari sekolah yang ia sukai lalu berganti menjadi pendulang perempuan pertama dalam sejarah tambang timah. Walaupun ia telah menjadi pendulang timah namun, semangat untuk belajar bahasa Inggris-nya tidak pernah pudar, di sela-sela istirahat ia tetap membuka-buka kamus yang diberikan oleh ayahnya.

Kemudian, di latar lain dalam novel menampilkan kisah seorang bujang yang sudah hampir lapuk bernama Lintang, namun ia sebenarnya memiliki pujaan hati yang bernama A Ling. Mereka saling mencintai tetapi ayah Lintang tidak merestui hubungan mereka. Karena hal itu, Lintang ingin mengajak A Ling lari ke Jakarta lalu mereka bisa hidup bahagia berdua. Namun, rencana mereka batal karena A Ling dikabarkan dekat dengan seorang pria Tionghoa lalu melalui gosip di warung kopi pria itu telah melamar A Ling. Sejak saat itu A Ling pun tidak pernah terlihat lagi di rumahnya, ia menghilang entah ke mana. Lintang pun berniat menemui Zinar untuk menanyakan keberadaan A Ling, ketika dia sampai ke toko Zinar ia melihat seorang sosok pria yang gagah, postur atletis, dan senyum yang ramah kepada pelanggan termasuk pada dirinya. Akhirnya ia merasa kalah dan mengakui bahwa Zinar memang lebih pantas memproleh cinta A Ling.

Di tengah kepedihan yang dirasakan oleh Lintang, ia tidak sengaja bertemu dengan Enong di kantor pos. Lintang tertarik melihat kamu 1.000.000.000 kata yang dipegang oleh Enong ketika mencari kata-kata yang Enong tidak ketahui artinya. Dengan dibantu oleh Lintang akhirnya Enong dapat mengetahui arti kata tersebut. Pertemuan itu berlanjut dengan obrolan panjang tentang kesukaan Enong terhadap bahasa Inggris.

Lintang yang telah sakit hati kemudian berkeinginan berangkat ke Jakarta melamar pekerjaan dan ditemani Detektif M. Nur yang ingin kursus teknisi antena parabola. Mereka berdua berangkat ke Tanjong Pandang ditemani Enong yang ingin mendaftar kursus bahasa Inggris.

Namun, pagi hari sebelum kapal Mualim Syahbana berangkat ke Jakarta, Lintang membatalkan niatnya karena ingin menantang Zinar bermain catur, sedangkan Detektif tidak berangkat karena ia tidak rela meninggalkan Jose Rizal.

Akhirnya, Lintang bertekad membuktikan bahwa ia lebih unggul daripada Zinar pada perayaan 17 Agustus-an, namun yang terjadi adalah kekalahan demi kekalahan yang Lintang terima atas Zinar. Namun, kekalahan tersebut tidak menyurutkan niatnya ingin membuktikan bahwa ia lebih baik daripada Zinar. Lalu muncul ide gila Lintang bahwa perempuan menyukai laki-laki yang bertubuh tinggi maka ia kemudian membeli sebuah alat untuk menambah tinggi badannya, namun yang terjadi adalah kejadian lucu yang  membuat ia dikira ingin bunuh diri oleh Enong dan Detektif M. Nur karena frustasi ditinggalkan oleh A Ling.

Ia kemudian sekali lagi memutuskan lagi untuk bepergian ke Jakarta melamar pekerjaan setelah berbagai kejadian-kejadian memalukan yang menimpanya, namun suatu sore ketika ia merenung di jendela, Lintang melihat A Ling berdiri di pekarangan rumahnya. A Ling menjelaskan bahwa beberapa hari ini ia sibuk membantu sahabat pamannya membuka toko dan menyiapkan perkawainannya, lalu A Ling memberikan undangan untuknya dan ayahnya agar hadir di acara pernikahan Zinar. Semua hal konyol yang menimpa Lintang karena kesalahan dari Detektif M.Nur ketika mendengar gosip di warung kopi.


Tokoh Dalam Novel Padang Bulan :
1.       Lintang
2.       A Ling
3.       Enong Maryamah
4.       Ichsanul Maimun bin Nurdin Mustamin (Detektif M.Nur)
5.       Jose Rizal (Seekor Merpati Pos)
6.       Zinar (seorang pria Tionghoa yang gagah, sopan, olahragawan, dan segala yang dimilikinya mungkin lebih baik daripada Lintang)

0 komentar:

Posting Komentar