Sumber : Twitter @ManUtd

Manchester United versi Majalah Forbes menjadi tim sepakbola terkaya di dunia dengan nilai 4,123 billion USD atau kalau dijadikan kurs rupiah dengan asumsi 14.000 per 1 USD maka nilainya lebih dari 42 triliun. Walaupun menyandang gelar sebagai tim sepakbola terkaya sejagat, Manchester United telah puasa gelar liga Inggris selama 5 musim, terakhir mereka mengangkat piala Liga Primer Inggris musim 2012/2013 sewaktu masih dilatih oleh Sir Alex Ferguson. Keputusan Fergie mengakhiri karir sebagai pelatih berdampak dengan sulitnya Manchester United meraih prestasi seperti dimasa kepelatihannya. Prestasi terbaik Manchester United setelah Fergie pensiun adalah menjadi Juara Piala Eropa musim 2016/2017, kasta kedua kompetisi di Benua Biru. Namun, kemenangan itu sangat berarti karena Manchester United bisa tetap bermain di Liga Champions di musim berikutnya walaupun berakhir di posisi keenam klasemen Liga Primer Inggris.
Musim Liga Primer Inggris 2017/2018 lalu menjadi raihan terbaik Manchester United di liga sepeninggal Sir Alex dengan menduduki peringkat dua klasemen di akhir musim kompetisi. Nasib yang sama juga menjadi raihan Manchester United kompetisi piala FA setelah di pertandingan Final ditaklukkan Chelsea FC. Semenjak ditangani oleh Jose Mourinho nasib Manchester United lebih baik daripada pelatih-pelatih sebelumnya. Jose Mourinho termasuk pelatih terbaik yang ada saat ini dengan berbagai prestasi yang pernah ditorehkan di tim-tim yang pernah dia latih. Dia pernah memenangkan piala Liga Champions dua kali dan di Liga Primer Inggris sendiri dia telah mengangkat piala sebanyak 3 kali serta masih banyak piala-piala lain. Dengan sederet prestasi yang pernah Mourinho torehkan, tentu wajar jika para pendukung Manchester United menggantungkan harapan yang tinggi seperti gelar Liga Champions dan Liga Inggris.
Mengakhiri musim kompetisi musim 2017/2018 dengan selisih 19 poin dengan juara bukanlah hasil yang baik, begitu halnya dengan jumlah gol Manchester United menjadi yang terburuk diantara penghuni empat besar klasemen akhir, bahkan Arsenal yang menempati posisi enam di klasemen akhir lebih banyak menggetarkan gawang lawan-lawannya. Namun, Manchester United menduduki peringkat dua untuk jumlah kemasukan paling sedikit atau hanya kemasukan 28 kali, lebih banyak 1 kali dibandingkan juara liga. David De Gea pun meraih penghargaan Golden Glove dengan tidak kebobolan di 18 pertandingan Liga Primer Inggris musim 2017/2018. Para pendukung The Red Devils boleh sangat berterimakasih kepada De Gea karena mampu melakukan banyak penyelamatan. Manchester United juga telah dihuni banyak pemain bintang, seperti Pogba, Sanchez, Lukaku, Mata, mereka telah membuktikan diri sebagai pemain kunci di tim mereka sebelumnya. Selain itu juga skuad muda Manchester United seperti Rashford, Lingard, dan Martial bisa membuktikan kualitas permainan mereka ketika dimainkan.
Manchester United telah dinobatkan klub sepakbola terkaya membuktikan bahwa walaupun sepeninggal Sir Alex Ferguson para fans masih setia mendukung tim kesayangannya  sambil menunggu kembalinya raihan prestasi yang membuat bangga para fans The Red Devils di seluruh dunia. Kursi pelatih pun telah diisi oleh Jose Mourinho yang telah memiliki banyak raihan prestasi di tim-tim yang pernah dia latih. Begitu halnya dengan pemain Manchster United, skuadnya bukanlah sederatan pemain biasa. Mereka telah membuktikan diri sebagai pemain terbaik sebelum berseragam Manchester United. Namun, raihan sebagai tim terkaya, dilatih oleh salah satu pelatih terbaik, dan diisi dengan skuad yang bertalenta ternyata belum juga mendatangkan kejayaan bagi Manchester United. Lalu, sebenarnya di mana letak kekurangan yang belum bisa mendatangkan piala-piala baru di lemari klub. Perbaikan-perbaikan apa saja yang harus dilakukan manajemen, pelatih dan pemain-pemain Manchester United agar bisa meraih gelar Liga Inggris dan Liga Champions musim 2018/2019.
Sebelum membahas mengenai kemungkinan permainan Manchester United untuk musim yang akan datang, ada baiknya kilas balik ke performa musim lalu. Di musim lalu Manchester United mampu menang 25 kali, seri 6 kali, dan kalah 7 kali dari total 38 pertandingan Liga Inggris. Bahkan, di empat pertandingan awal Manchester United bisa menduduki peringkat pertama. Kekalahan pertama di musim lalu diderita ketika Manchester United menghadapi tim promosi Huddersfield Town FC, hasil yang sangat mengejutkan bagi para pendukung Manchester United, di akhir musim pun mereka hanya berakhir di posisi 16 klasemen. Tim-tim papan bawah menjadi kuburan Manchester United bahkan tim juru kunci West Bromwich Albion mampu menang di Old Trafford. Selain itu, Manchester United juga menderita kekalahan dari Manchester City di Old Trafford walaupun di paruh musim kedua berhasil membalasnya dengan menang di Etihad Stadium. Berbeda dengan tetangga yang hanya kalah dua kali selama musim 2017/2018, itupun dengan Liverpool dan Manchester United.
Produktivitas mencetak gol juga paling sedikit diantara tim peringkat empat besar, Manchester United hanya mampu mencetak 68 gol, 58 gol di dalam kotak penalti, 12 di luar kotak, dan 2 dari tendangan bebas. Manchester United membutuh waktu 50.3 menit untuk mencetak sebuah gol. Kemenangan terbesar Manchester United pun hanya menang 4-0 saat menghadapi West Ham United di pertandingan pertama dan Crystal Palace FC di pertandingan selanjutnya. Pemain yang paling banyak mencetak gol adalah Romelu Lukaku dengan 16 gol, sedangkan Martial hanya menjaringkan 9 gol, Lingard 8 gol, dan Rashford 7 gol. Alexis Sanchez yang masuk di jendela transfer musim dingin hanya mampu mencetak 2 gol dan 3 umpan. Pemain dengan umpan terbanyak adalah Paul Pogba dengan 10 umpan. Selain De Gea yang bermain di 37 pertandingan atau selama 3330 menit, pemain yang paling banyak memiliki menit bermain adalah Nemanja Matic 36 pertandingan (3.119 menit). Sedang di lini serang, Lukaku bermain di 34 pertandingan (2.869 menit).
Jose Mourinho masih mengalami kendala di lini pertahanan dengan seringnya rotasi pemain bertahan terutama di bek tengah, Smalling, Jones, Lindelof, dan Baily bergantian mengisi posisi bek tengah dengan Smalling yang paling sering bermain sebanyak 29 pertandingan (2.535 menit). Belum padunya lini belakang Manchester United menjadi penyebab seringnya rotasi pemain. Smalling yang menjadi bek tengah paling sering dimainkan hanya menang 25 takel dari 40 percobaan, menang 165 duel dari 249 duel, dan 63 instersep, serta 159 clearences. Rapuhnya lini belakang Manchester United musim lalu dapat dilihat dari seringnya De Gea melakukan penyelamatan sebanyak 115 kali, sangat jauh berbeda dari kiper Manchester City, Ederson yang membuat 58 penyelamatan, begitupun dengan kiper peringkat tiga klasemen akhir Tottenham Hotspur Lloris yang 86 penyelamatan.
Selain lini bertahan, Manchester United juga bermasalah di lini serang musim 2017/2018. Setidaknya ada delapan pertandingan The Red Devils tidak mampu mencetak gol ke gawang lawan. Jumlah tendangan ke gawangnya pun hanya 178 tendangan di 38 pertandingan. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan tim peringkat empat klasemen Liverpool FC yang melepaskan tendatangan tepat sasaran sebanyak 233 kali, Manchester City sebanyak 265 kali yang menghasilkan 106 gol ke gawang lawan. Bahkan Arsenal FC yang menempati posisi 6 di akhir klasemen bisa melepaskan tendangan tepat sasaran sebanyak 234 kali dengan 74 gol. Oleh karena itu selain memperbaiki kinerja lini belakang, Jose Mourinho juga perlu memikirkan perbaikan lini serang yang kurang tajam di musim 2017/2018 lalu. Manchester United telah memiliki pemain-pemain yang berkarakter menyerang seperti Lukaku, Sanchez, Pogba, Lingard, Martial, dan Juan Mata yang bisa membuat permainan Manchester United lebih bermain menyerang.



Sumber data dan Informasi :
https://www.forbes.com
https://www.telegraph.co.uk