Wabah Covid-19 dan Ekonomi Bagian 2 (Imajinasi Masa Depan)


Kemacetan di Jalan Sudirman saat pulang kantor
Pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 20 Maret mengeluarkan edaran agar untuk sementara waktu selama 14 hari terhitung dari tanggal 23 Maret 2020 menghentikan seluruh kegiatan perkantoran dan melakukan kegiatan berusaha di rumah, istilah populernya Work From Home (WFH). Twitter telah mengumumkan kepada pekerjanya di seluruh dunia agar melakukan Work From Home sejak tanggal 12 Maret 2020. Seruan WFH yang dikeluarkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, Twitter, dan perusahaan/pemerintah lain dilakukan agar dapat mengurangi penyebaran Coronavirus Covid-19. 

Kantor tempat saya bekerja sebenarnya telah menghimbau karyawan melakukan WFH beberapa hari sebelum seruan Pemerintah DKI Jakarta, namun belum optimal. Setelah seruan keluar maka para pekerja boleh memutuskan bekerja di rumah, saya termasuk pekerja yang menginginkan Work From Home. Setelah diijinkan membawa pekerjaan ke rumah, saya pulang menggunakan taksi online. Supir yang melihat barang bawaan saya yang banyak di tengah perjalanan bertanya, apakah saya akan bekerja di rumah seperti yang dilakukan banyak orang. Setelah saya menjelaskan bahwa kantor tempat saya bekerja mengikuti seruan pemerintah untuk bekerja di rumah. Saya iseng bertanya, apakah order penumpang dia terima berkurang selama orang-orang dibolehkan bekerja dari rumah.

Di perjalanan pulang jalanan sangat lancar, kemacetan yang sudah menjadi pemandangan sehari-hari pekerja ibukota sama sekali tidak tampak. Menurutnya selama dikeluarkannya himbauan bekerja di rumah, jumlah orderan penumpangnya menurun drastis. Dia pun sebenarnya khawatir jika ternyata penumpang yang diantarnya telah tertular Coronavirus Covid-19. Tetapi, semua prasangka buruk itu  dihilangkan karena satu-satunya pekerjaannya adalah supir taksi online. Dia juga mengungkapkan agar pemerintah seharusnya segera memberikan kebijakan pembayaran kredit karena jika penumpang semakin sepi tentu uang untuk membayar pinjaman bank/leasing akan sangat sulit terkumpul. Jika itu terjadi akan banyak kredit macet, kendaraan akan  berpotensi ditarik debt collector.

Yuval Noah Harari dalam bukunya Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia menulis bahwa,” salah kemampuan menakjubkan imajinasi manusia ketika ditemukannya sistem ekonomi modern yang didasari kepercayaan akan masa depan. Orang-orang setuju untuk merepresentasikan benda-benda khayalan-benda-benda yang tidak ada pada masa kini-dengan sejenis khusus uang yang mereka sebut “kredit”. Kredit memungkinkan kita membangun masa kini dengan memanfaatkan masa depan. Kredit didasari asumsi bahwa sumber daya masa depan kita pasti akan lebih melimpah daripada sumber daya kita masa kini. Segudang kesempatan baru dan hebat terbuka bila kita bisa membangun ini-itu pada masa kini menggunakan pendapatan masa depan”.

Orang-orang berani mengambil kredit mobil, rumah, usaha, bahkan perkakas rumah tangga dengan imajinasi bahwa di masa depan ia akan memperoleh pendapatan yang lebih sehingga mampu melunasi kreditnya. Begitupun bank/leasing berimajinasi para krediturnya mempunyai pendapatan agar bisa memperoleh keuntungan dari bunga pinjaman. Kemungkinan terburuk dari imajinasi ketika seperti yang terjadi di saat ini, wabah Coronavirus Covid-19 mempengaruhi segala aspek kehidupan terutama sistem ekonomi. Imajinasi supir taksi online mendapatkan order penumpang yang sering sehingga mampu menghasilkan uang untuk membayar cicilan mobil, runtuh. Belum lagi masa depan yang belum pasti karena manusia sedang berhadapan dengan musuh yang tidak terlihat. Bank pun tak kalah khawatirnya karena keuntungan yang mereka imajinasikan tentu akan sulit terwujud, dan kekhawatiran jika orang-orang yang menabung akan menarik uangnya.

Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 25 Maret 2020 telah mengeluarkan edaran restrukturisasi kredit/pembiayaan terkait dampak Covid-19. Debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya karena terdampak secara langsung atau tidak langsung dapat mengajukan permohonan restrukturisasi kepada bank/leasing. Sebuah kabar baik untuk supir taksi atau ojek online yang termasuk pekerja berpenghasilan harian, mereka dapat kelonggaran cicilan kredit 3,6,9,12 bulan tergantung kesepakatan ataupun asesmen bank/leasing

Yuval said,”Yes, the storm will pass, humankind will survive”. Manusia telah bertahan dari banyak krisis dan membangun masa depan yang lebih baik. Jika benar, seharusnya kita tetap mempertahankan imajinasi tersebut bahwa masa depan itu akan selalu lebih baik daripada masa kini. Dengan dibolehkannya Work From Home selama wabah Coronavirus Covid-19 tentu kita punya banyak waktu luang untuk berimajinasi.

0 komentar:

Posting Komentar